Suatu hari, ketika mentari pagi menyelimuti bumi ini, kubuka pintu kamar kost yang sudah kelihatan tua itu. Aku hanya ingin tahu, apa isi di balik sinar matahari itu.
Ruangan kecil hanya berukuran 4x5 meter. Di situlah aku berteduh. Di situlah aku merenung, belajar, maupun makan siang dan makan malam. Banyak cerita indah yang selalu kusimpan dalam memori ingatanku. Ingin selalu aku merasa bagaimana susahnya perjalanan hidup ini.
Hari itu kubuka lemariku. Aku mengambil jas almamater berwarna biru. Aku tersenyum dengan hati kecilku berkata “apakah aku layak memakai almamater ini?” Tetapi ada seorang sahabatku membisik dari belakang dan mengatakan “saatnya kamu mulai berjuang dan jangan sampai pulang membawa isteri.”
Aku pun mulai menjalani hariku dengan berbagai macam aktivitas. Banyak perjalanan yang aku dapat, baik yang dapat mengubah diriku, menyenangkan hatiku, atau bahkan menjengkelkan perasaanku.
Sekarang saatnya aku untuk menuntut ilmu. Memakai hem yang dilapisi almamater berwarna biru itu. Di dadaku terdapat lambang kampus kebanggaanku, di mana aku digembleng. Tiba-tiba aku merasa bangga dan gembira penuh rona. Aku akan selalu berjuang untuk mencapai tujuan. Aku berjanji, pulang akan membawa ilmu pengetahuan. Dan tentunya juga akan membawa istri.
Epank